Tema pementasan Noh

Potongan teater Nō dibahagikan dalam 5 kelompok mengikut tema tertentu:

  1. Kami mono (神物, god plays) atau waki Noh (脇能) - shite berperanan sebagai seorang pahlawan yang berperjalanan menjadi dewa dalam bab kedua drama di mana si pahlawan berdoa di akhir drama. (e.g. Takasago, Chikubushima)[3][4]
  2. Shura mono (修羅物, warrior plays) atau ashura Noh (阿修羅能) - Si protagonis muncul sebagai hantu seorang samurai meminta penyelamatan seorang sami, berpuncak dalam suatu lakonan semula kematian si samurai yang berpakaian lengkap. (e.g. Tamura, Atsumori)[3][4]
  3. Katsura mono (鬘物, pentas [berpakaian] rambut palsu) atau onna mono (女物, pentas perempuan) - shite berwatakan wanita, sering cintanya menjadi fokus. Ia menampilkan lagu dan tarian paling halus dalam keseluruhan pementasan yang mencerminkan perwatakan mereka. (e.g. Basho, Matsukaze)[3][4]
  4. Zatsu-nō - pementasan "pelbagai" yang tidak bisa dikelompokkan atas 4 kelompok lainnya termasuk subkategori kyōran mono (狂乱物, pementasan gila), onryō mono (怨霊物, pementasan roh berdendam), genzai mono (現在物, pementasan kini) dan sebagainya (e.g. Aya no tsuzumi, Kinuta)[3][4]
  5. Kiri Nō (切り能, pementasan akhir) atau oni mono (鬼物, pentas hantu) - si shite memainkan wataj raksasa atau syaitan yang bergerak lincah.[4]